Sabtu, 20 Agustus 2016

TUJUH SIFAT YANG TAK DISUKAI ATASAN


TUJUH SIFAT YANG TAK DISUKAI ATASAN


Salah satu kunci sukses dalam bekerja adalah kemampuan bekerja sama dengan Bos atau atasan. Untuk itu anda harus menjaga jangan sampai atasan tidak menyukai anda. Nah, sehubungan dengan itu, ada tujuh sifat yang tak disukai setiap atasan -- siapapun, dan kapanpun. Ketujuh sifat tersebut yang perlu kita buang jauh-jauh adalah:

1 Pembohong


Siapa suka bekerja dengan orang yang tak jujur? Tentu tak ada. Siapapun sukar bekerja dengan orang yang akan mengatakan A padahal kenyataannya B. Apalagi seorang atasan yang menggantungkan informasi pada bawahannya. Ia pasti tak suka bila ada yang mengatakan laporan sudah dikirim, padahal belum. Mungkin anda takut atasan akan marah sehingga terpaksa berbohong. Tetapi, jangan lupa, begitu dia tahu anda berbohong, dia akan lebih kecewa dan jengkel. Apalagi kalau ketidakjujuran itu menyangkut uang atau harta perusahaan. Bukan tidak mungkin anda akan diberhentikan.


2 Melempar Tanggung Jawab


"Bukan saya, tetapi mereka yang ...," inilah kalimat yang acapkali diucapkan oleh pelembar tanggung jawab. Sudah jelas-jelas bahwa kekeliruan pengiriman barang adalah kesalahannya dalam menulis pesanan, tetapi dia katakan pemasoklah yang salah mengirim. Sifat seperti ini tak akan disukai atasan. Umumnya atasan masih bisa menerima terjadinya kesalahan yang tak disengaja tetapi akan jengkel bila si pembuat kesalahan ternyata tak mau bertanggung jawab.

3 Pembelot


Sifat inipun sangat menjengkelkan setiap atasan. Atasan mana yang tak kesal jika perintahnya dianggap angin lalu. Contohnya, sudah diatur bahwa laporan mingguan harus diserahkan setiap akhir minggu, tetapi Tito tak pernah mau membuatnya. Kalau ditagih malah mengatakan sistem laporan itu tak ada gunanya dan kemudian mengajak berargumentasi. Atasan pun membenci bawahan yang suka menerobos dan mengabaikan prosedur. Anton, misalnya, seorang salesman, dengan gampangnya menjanjikan potongan harga yang lebih besar daripada potongan yang ditetapkan. Akibatnya? Atasan jadi repot menghadapi tuntutan pelanggan. Bagi Anton, yang penting targetnya tercapai, dagangannya laku, dan soal prosedur adalah omong kosong. Sifat membelot dan main sodok ini bukan sifat yang baik dari seorang bawahan. 

4 Tak Disiplin


Setiap perusahaan punya aturan, dan salah satu tugas atasan adalah menjaga agar aturan berjalan lancar. Tentu dia akan jengkel apabila anda sering terlambat masuk kantor, ngobrol tak berketentuan selama jam kerja, sering absen tanpa alasan, dan sebagainya Dan ketidakdisiplinan ini bukan saja menjengkelkan, tetapi juga seperti penyakit yang mudah menular pada karaywan lain.

5 Selalu Mengeluh


Asti sebenarnya rajin dan baik hati, sayangnya dia punya segudang keluhan. Ada saja yang dikeluhkan. entah itu AC yang kurang dingin, deadline yang mepet, tugas terlalu bertumpuk, teman kerja cerewet, kursi terlalu keras, dan sebagainya. Celakanya semua keluhan ini dia tumpahkan pula pada atasannya di setiap kesempatan. Tentu saja atasan jadi kesal. Atasan khan bukan psikolog atau penampung keluhan. Mungkin Asti hanya cari perhatian, tetapi yang pasti sifat suka mengeluh ini tak akan pernah disukai atasan.

6 Loyo


Tak ada atasan yang suka pada bawahan yang tampak loyo dan tak bersemangat. Keloyoan ini bisa tercermin dari muka murung, tampang mengantuk, atau pakaian acak-acakan. Bisa juga terlihat kalau sedang mengerjakan tugas dengan malas-malasan, atau etengah hati, lamban, dan akhirnya mengganggu kelancaran pekerjaan. Bukan itu saja, yang membuat atasan tak suka hal demikian, karena keloyoan akan mudah menciptakan suasana kerja yang tak bergairan pada orang lain.

7 Tak Punya Dedikasi


Dedikasi artinya pengabdian. Seorang bawahan yang berdedikasi tak hanya menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kalau perlu ia pun mau bekerja di luar jam kerja tanpa terlalu mempersoalkan imbalan. Bahkan tak segan untuk membantu pekerjaan orang lain bila diminta. Yang penting baginya semua pekerjaan lancar dan perusahaan pun maju. Sebaliknya ada bawahan yang selalu berhitung untung rugi. Dia hanya mau mengerjakan tugasnya sendiri dengan seadanya saja tanpa mau mengejar prestasi. Pulang selalu tepat waktu, bahkan jam kerja belum lagi usai dia sudah berkemas-kemas. Bila diberi tugas di luar jam kerja mungkin masih mau menerima tetapi dengan muka masam atau langsung menolak. Sifat semacam ini sungguh menggemaskan atasan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada masukan atau kritikan, atau ide-ide maupun cerita anda ingin di tampilkan di blog kami, silahkan isi di komentar ... admin akan upload ulang keinginan anda

ONLINE SEKARANG